Saturday, November 19, 2016

Tanjung Tabalong (2), Yang Unik

Masih di Tanjung Tabalong vrooh, masih ada waktu beberapa minggu lagi disini (menurut kontrak kerja), masih sempat untuk explorasi tempat-tempat (sambil menunggu waktu yang pas untuk explorasi). Hal yang bisa dilakukan adalah mengamati yang bisa diamati dulu saja. Kali ini tentang kehidupan dan keunikan di Tanjung. Setiap kota atau daerah punya keunikannya to. Tak terkecuali Tanjung Tabalong ini. Ada beberapa keunikan yang menurut saya sayang untuk tidak dituliskan. Hahai.

Yang unik, yang unik :
Unik yang pertama :
Plat Kendaraan. Pernah mengamati plat kendaraan bermotor? Seperti plat kendaraan dari Sumatera yang diawali dengan huruf B, plat kendaraan di Jawa yang beraneka ragam, plat kendaraan di Bali dan Nusa Tenggara yang awalnnya D, di Kalimantan plat kendaraan berawal dari huruf K, KB untuk KalBar, KH untuk KalTeng, KT untuk Kaltim, KU (masih dalam usulan) untuk KalTara, dan KS untuk Kalimantan Selatan.  
Plat DA
Eeet, tunggu dulu, disini yang uniknya, plat kendaraan KalSel yang Tanjung Tabalong masuknya didalamnya bukanlah KS, melainkan DA. Nah jauh banget kan? Saat pertama-pertama belajar memahami kode plat kendaraan dulu, saya sendiri merasa bingung mengapa KalSel ini beda sendiri, mengapa harus DA gitu? Ada yang bilang DA untuk singkatan Dayak Asli, hweew, SARA coy. Ada juga yang bilang DA untu singkatan Daerah Air, karena KalSel memiliki banyak sungai. Tapi untuk menghilangkan rasa penasaran, yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah tanya mbah gugel dah, jadi katanya dulu Kalimantan merupakan satu kesatuan provinsi, oleh pemerintah pusat plat kendaraannya ditetapkan DA, setelah Kalimantan dimekarkan menjadi beberapa provinsi seperti sekarang ini dan masing-masing memiliki kode plat kendaraan sendiri, tinggallah KalSel dengan tetap menggunakan kode plat kendaraan DA, gitu aja deh sejarahnya. Hhe.

 
Unik yang kedua :
*ceritanya lagi laper, mau makan, pergi lah ke warteg*
"buk, pesen nasi campur ya"
"ia, ikan nya apa?"
*trus kamu lihat dipilihan lauk tidak ada lauk ikan sama sekali, dan kamu mulai bingung (bengong, garukin kepala)*
Ikannya apa?
Ternyata, istilah "ikannya apa?" setiap kita beli makan berarti menanyakan lauk, lauk apa yang akan kita pilih. Tak hanya di KalSel, di KalTim juga yang ada warung Banjar dan penjual asli Banjar nya rata-rata akan menanyakan hal yang sama ketika kita akan makan. Setelah saya tanya dengan ibu pemilik warung makan yang asli sini, jawabnya itu karena kebiasaan aja makan nasi dengan lauk ikan, jadinya setiap makan nasi yang ditanya itu apa ikannya, lama kelamaan jadi kata ikan ini pengganti kata lauk deh. Cmiiw. :D

"Ikannya apa?" berarti "mau lauknya apa?". Ya nanti jawab aja biasa, gini :

"bu, nasi campur, ikannya ikan harwan ya,"
"bu nasi campur, ikannya ayam goreng". :D
Unik yang ketiga,
Pernah liat lukisan ini atau semacamnya ketika makan di warung Banjar?
Jika kalian makan di warung banjar, atau pergi ketempat-tempat usaha lainnya. Sebagian besar akan kita temui figura seorang atau beberapa orang laki-laki, bersorban, sebagian ada yang berjanggut. Ya, khas tampilan ustadz atau ulama gitu. Ketika saya bertanya kepada ibu yang tadi tempat saya tanya tentang "ikan", secara singkat dan cepat beliau menjelaskan itu ada ulama dari Banjar, boleh juga dibilang "Wali Songo" nya Kalimantan, meskipun bukan songo (sembilan), ya berarti Wali lah ya. Beliau menyebut ada empat nama, ulama-ulama dari Banjar tersebut. Jadi menurut saya pemajangan gambar-gambar beliau ini merupakan suatu bentuk kehormatan kepada para ulama.

Saya rasa masih banyak unik-unik yang lain, sementara saya mencari, biarlah 3 unik ini dulu yang saya ceritakan ya. See ya.

Tuesday, November 15, 2016

Kopi Loper? Monggo mblo neng kene wae.

Satu lagi ni tempat nongkrong asik di Jogja "yang tetap istimewa" ini. Nongkrong sambil nikmati citarasa kopi Nusantara, spesial dari provinsi paling ujung barat sana : Nanggroe Aceh Darussalam. Berawal dari pesbuk, kakak saya ngetag foto mirip gerobak angkringan, tapi tulisannya “ngopi”. Trus dia bilang :

"mbe agik kat Jogja, au gi hini ye,"
(kalo lagi ke Jogja, mampir sini ya).
Gayo Ngopi, via facebook.com

Oke deh jawab ane kan. Sambil mencari-cari alasan untuk bisa ke Jogja lagi. Dan kebetulan tak lama setelah itu ada pelatihan di Jogja. Kesempatan ni, muleh nang Jogja, sambil cari waktu kosong sebentar untuk pergi ketempat itu.

Mbe se ndek lak…..

Trus ane jadi ingat, dulu punya temen satu kampus, satu angkatan, beda jurusan tapi. Trus saat mau lulus kita sempat ngobrol tentang rencana masa depan, dia mantap bilang pengen usaha. Weweh ternyata bener, bikin usaha kopi dia nya. Udah maju gini pula. Warbiyasaaak. Emang ya, usaha yang bagus itu adalah usaha yang dikerjakan, kata alm Om Bob. 
Yap, pas ada (curi-curi) waktu kosong gak ada kegiatan, langsung deh nancepin si kuda besi pinjaman ke TKP. Tidak sulit menemukan tempat nongkong ini. Letaknya di jalan Taman Siswa no 13, di dekat Asrama Mahasiswa Provinsi Aceh, tepat di seberang Lapas. Kalo dari utara, tempatnya disebelah kiri (sisi timur) jalan. 
Gayo Ngopi Arabica
Nama tempatnya adalah Gayo Ngopi Arabica. Gayo itu merupakan nama suatu dataran tinggi di Aceh, Tanah Gayo namanya. Ya seperti Dieng-nya Jateng, atau Bogor-nya Jabar kali ya. Nanggroe Aceh Darussalam selain dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah, juga dikenal dengan negeri penghasil kopi, kopi Gayo yang dikembangkan secara organic ini disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia, #banggaIndonesia. Karena itu pula, ngopi sudah menjadi "urat nadi", kegiatan yang tak terpisahkan dari masyarakat Aceh. Ingat kata-kata legenda dari Teuku Umar, salah seorang pahlawan dari Tanah Rencong ini yang paling populer saat masa perang dulu? 
“Singoh beungoh tanjoe ta djeb kupi di Meulaboh atawa ion akan sjahid”
"Besok pagi kita akan ngopi di Meulaboh atau kita akan syahid."
Motivasi yang membakar semangat pejuang kemerdekaan untuk merebut apa yang sudah diambil, juga motivasi untuk berjihad, dan syahid. 
Tanah Gayo, via atjehkopi.blogspot.com

Berbicara tentang dataran tinggi Tanah Gayo, ada tiga kabupaten yang berada di dataran tinggi penghasil kopi nikmat khas Aceh itu, yakni Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Nah mungkin asal owner nya dari sana kali ya, makanya nama Gayo Ngopi yang dipilih. Nama ownernya adalah Agam, alumni kampus Energi di Jogja (kampus ane juga ni), dan dia juga baristanya (tukang ngeracik kopi). Perkenalan dengannya dulu emang gak disangka-sangka, tapi tentunya sudah ada Yang Ngatur kan, kakaknya dan kakak ane sekampus, trus kita ketemu di awal-awal jadi mahasiswa baru, dan silaturahim terus berlanjut hingga sekarang. Alhamdulillah. 
Barista s doing his job.
Gayo Ngopi ini baru berdiri diawal taun 2015 lalu. Namun untuk tempat yang baru, Gayo Ngopi Arabica boleh dikatakan tempat favorit, terbukti saat ane ngopi disana aja, sudah ramai pengunjung yang datang untuk menikmati kopi hasil racikan barista Aceh yang ganteng ini. 
Barista
Tempat Gayo Kopi Arabica didesain ala-ala angkringan gitu, gerobak dan bangku panjang di depannya, khas Jogja banget kan. Juga ada tambahan bangku dan meja ditempat lain untuk menambah kesan modern dan “nongkrong” nya. Simple place, great taste. Itu jargonnya. 
Peralatan "tempur"
Tempat yang sederhana, dengan rasa istimewa. Bijikopi pilihan langsung dikirim dari asalnya di Aceh sana. Rasa yang bener-bener istimewa bagi anda pecinta kopi, atau seperti saya hanya yang hanya penikmat sunyi ini. Rasa kopi Gayo dibilang berbeda karena hampir tidak meninggalkan rasa pahit, ditambah lagi dengan aroma yang harum dan rasa yang gurih. Ada beberapa varian kopi yang ditawarkan di Gayo Ngopi ini : Gayo Spesial, Gayo Abyssina, dan Gayo Peaberry, kesemuanya diracik menjadi 4 “spesies” kopi : Tubruk, V60, Aeropress dan Chemex. Gayo Spesial diproses dengan cara semi wash, Gayo Abysinna memiliki rasa agak manis, dan Gayo Peaberry (biji tunggal) memiliki karakter yang kuat dalam rasa. Juga ada tambahan kopi biasa jika kamu yang tidak atau belum terbiasa dengan kopi Gayo, ada kopi susu, espresso, es kopi dan es kopi susu. 
Menu
Harganya juga terjangkau, harga mahasiswa, harga Jogja pula. Dibandrol mulai dari 9k aja. So, para kopi lovers, Gayo Ngopi Arabica merupakan alternatif pilihan yang bijak untuk nongkrong karo konco-konco sambil bercerita tentang Jogja, tentang rasa yang tak pernah habis, bercerita tentang kisah-kisah kehidupan sambil menikmati citarasa kopi dari ujung barat Indonesia ini.

"Karena kopi mengajarkan kepada kita bahwa hitam tak selalu kotor, dan pahit tak selalu menyedihkan."

Sumber : 
http://pusatkopigayoaceh.blogspot.com/2013/02/sejarah-kopi-gayo-aceh.html

Tuesday, November 1, 2016

Masjid Al-Abrar, Istana Megah di Belantara Borneo

Kalau kalian mencari masjid Al-Abrar via google map dan yang keluar adalah gambar di bawah ini : 
Lokasi Masjid Al-Abrar menurut gugel mep
Plis, it's a trap! Jangan ikuti.

Kebisaan saya saat berada ditempat baru adalah mencari sesuatu yang khas. Ntah itu tempat wisata, ikonnya, dan tempat ibadahnya. Nah setelah beberapa hari berada di Tanjung, saya menemukan banyak masjid, yang menandakan negeri ini dihuni oleh mayoritas muslim. Kemudian sejenak berfikir, tempat ini tentunya punya Masjid Agung / Islamic Center seperti ditempat-tempat lain. Nah iseng-iseng cek gambar di mbah gugel : "masjid agung Tanjung", maka yang keluar dari koreksi di gugel adalah Masjid Al-Abrar, pencet search maka yang keluar adalah suatu bangunan megah berwarna putih dengan beberapa menaranya. Foto-foto indah hasil jepretan para fotograper itu membuat saya segera ingin kesana dan juga mengabadikannya.

Karena baru berada ditempat ini, gugel mep lah yang bisa ditanyai. Searching nama, dan keluar peta seperti gambar diatas itu, yah its a trap, dan akan saya ceritakan disini. Setelah mengikuti persis alur yang ditunjukkan oleh peta, kami sudah berada diluar kota, masuk perkampungan dengan jalan setapak ditemani kebun karet kiri dan kanan. Awalnya kami sama sekali tidak curiga, apalagi di salah satu artikel mengatakan bahwa masjid ini terletak di tengah-tengah hutan Kalimantan. Namun setelah ditelusuri lanjut, masjid yang dicari tak kunjung ditemukan. Putus asa, kami berbalik arah, karena saat itu waktu ashar juga sudah dekat, dalam perjalanan pulang, kami bertemu penduduk kampung setempat dan menanyakan lokasi Masjid Agung ini, dan jawabanya adalah ; "jauuuh mas e, dekat Maburai", dengan logat khas Tanjung nya.
Masjid Al-Abrar
Merasa sudah fix salah, kami melanjutkan perjalanan pulang, istirahat ashar dimasjid Raya Tanjung "Ash-Shiraatal Mustaqiem" yang terletak ditengah kota, dengan harapan bisa bertanya pada orang-orang disana nantinya. Setelah ashar, ditempat parkir, saya bertanya pada seorang yang parkir nya bersebalahan dengan motor kami, dia menunjukkan detail jalannya, dan dengan baiknya dia bersedia mengantarkan kami kesana. Wau, mantap kan.
Lokasi yang benar
Perjalanan dari Masjid Kota ke Masjid Agung agak jauh memang, melewati jalan utama, Jl. Ir. PH. Moch Noor hingga bertemu Tugu Obor Tanjung, lalu belok ke kanan atau ke arah Banjarmasin, jalan Ahmad Yani lurus terus sekitar 3-5 km, kemudian ada pertigaan dan belok kiri, nah disanalah masjid agung yang ada di gugel imej itu berada. Megah memang. Dan memang juga berada "ditengah-tengah hutan". Sepertinya lahan ini baru dibuka, dan akan dibangun beberapa kantor atau yang lainnya sebagai sarana penunjang daerah. Saya kembali melihat gugel mep, jauh sekali jarak antara yang ditunjukkan dengan yang aslinya, apa mungkin si mbah ini salah? atau memang ada masjid Al-Abrar juga disana? Hmmm. Wes ah, udah sampai ini, ya kan.
Masjid Al-Abrar Tanjung Tabalong
Namanya Masjid Al-Abrar. Masjid kebanggaan warga Tanjung kabupaten Tabalong. Al-Abrar berarti golongan yang suka melakkan kebajikan kepada Allah Ta'ala. Bangunan yang dilapisi cat berwarna putih ini semakin menunjukkan nilai-nilai islam yang suci, dihiasi oleh 7 menara yang menjulang, serta bentuk kubahnya yang khas, kubah terbalik, seperti parabola. Unik, elegan, dan menawan.
Masjid Al-Abrar
Ohya, saya akan kenalkan seorang yang menunjukkan bahkan menyempatkan waktunya untuk mengantarkan kami disini. Namanya Jali, masih bersekolah di SMA N 2 Tanjung, saya lupa jurusannya. Yah setidaknya pahlawan kami untuk hari ini, membantu menjawab rasa penasaran akan indahnya Islamic Center Kabupaten Tabalong yang sebelumnya hanya kami lihat di gugel imej saja. Juga meredam letih dan amarah akibat ditipu-tipu oleh gugel mep. Emang dah kata lagu kan, "Bang Jali.... Bang Jali.... Orangnya bikin hepi, bukak sitik, joss!!!"
Masjid Al-Abrar Tanjung
Oke, balik ke Islamic Center ya. Nama kompleknya adalah Islamic Center Darul Napis Tabalong, dibangun oleh raksasa tambang batubara, PT Adaro Indonesia sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan diresmikan pada Agustus 2012. Pembangunan ini sejalan dengan visi Kabupaten Tabalong : Mewujudkan Masyarakat Agamis dan Mandiri Secara Intelektual". Masjid Al-Abrar yang merupakan bagian dari Islamic Center ini dapat menampung hingga 3.500 jemaah. Kubah terbalik dibagian atas masjid menyimbolkan tangan yang menengadah berdoa kepada Allah Ta'ala. Selain masjid, komplek ini juga terdapat bangunan-bangunan lain seperti gedung pertemuan, miniatur Ka'bah dan miniatur perjalanan Sa'i dari Shafa ke Marwah, jelas sekali ini diperuntukkan untuk para calon jemaah haji yang akan melakukan ibadah ke tanah suci, ada juga komplek perumahan, perpustakaan, kantor dan auditorium.
Bentuk Kubah terbalik yang Khas membuat Masjid ini beda dari masjid-masjid besar yang lain
Saya memutari masjid, sambil mengambil beberapa gambar. Sayangnya tidak boleh mengambil gambar di dalam masjid (ada tulisannya gitu). Meskipun tidak terlihat penjaga masjid dan juga pengurus masjid disini. Tapi namanya peraturan ya kan, tetap saja saya tidak mengambil gambar didalam. Alhasil gambar-gambar saya ambil dari luar saja.
Miniatur Kabah
Disore hari, biasanya setelah ashar, Masjid ini ramai dikunjungi oleh warga, untuk bersantai, berfoto, sembari menunggu waktu magrib pikirku. Taman Masjid yang indah juga kerap dijadikan tempat foto pre-wedding bagi para calon pengantin. Setelah merasa puas, meskipun minim informasi untuk menanyakan hal yang lebih detail lagi, kami memutuskan untuk pulang, dan berpisah dengan bang Jali yang sudah menemani kami tadi. See you next time, bro!
Miniatur Kabah, Islamic Center Darul Napis Tabalong


Sumber :
Singgahkemasjid.blogspot.co.id
metrotvnews.com