Friday, October 20, 2017

Menghabiskan Sisa-sisa Liburan di Pantai Indah Kurma

Menjelajahi Kutai Kartanegara memang tiada habisnya. Kabupaten paling luas ke dua dengan luas mencapai 30% dari luas Provinsi Kalimantan Timur ini banyak menyimpan pesona alam yang indah. Letaknya yang juga berada di delta mahakam ini membuat Kabupaten Kukar memiliki potensi wisata mangrove dan pantai indah nan mempesona. Salah satunya adalah Pantai Indah Kurma, di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak. Pantai yang langsung menghadap ke Selat Makassar ini boleh dibilang unik, karena untuk menuju kesana kita harus menggunakan perahu klotok.
Lokasi Pantai Indah Kurma
Perjalanan kami mulai dari Samarinda melewati jalan poros Samarinda - Bontang dan masuk belok kanan menuju kecamatan Muara Badak, lama perjalanan sekitar 2 jam lebih dengan kecepatan rata-rata kendaraan roda 4. Cukup melelahkan bagi orang (baca : sopir) yang pertama kali kesana, karena belum memahami medan jalan dan juga harus fokus saat berkendara. Setelah sampai di dermaga kami memarkirkan mobil dengan biaya 10 ribu rupiah, (untuk sepeda motor dikenakan tarif 4 ribu rupiah saja).
Dermaga Penyebrangan
Kemudian kami menghubungi tempat penyewaan perahu untuk menyebrang ke pantai tersebut. Biaya penyebrangan dari dermaga menuju pantai dikenakan 20 ribu per orang. Sebenarnya pantai Indah Kurma ini masih satu tanah dengan pulau Kalimantan, namun karena akses perjalanan darat yang kurang memadai akhirnya menggunakan perahu klotok adalah transportasi mudah nan menyenangkan untuk menuju kesana.
Perjalanan menuju Pantai Indah Kurma, tidak akan bosan dengan ditemani pemandangan mangrove dan satwa-satwa liar
Selama perjalanan kita disuguhkan dengan bentangan hutan mangrove yang memang menjadi khas daerah-daerah muara di Kalimantan ini. Jika beruntung kita juga bisa melihat satwa khas kalimantan, Bekantan. Monyet-monyet kecil juga melompat dengan riangnya diantara pepohonan bakau sambil menemani perjalanan kami. Perjalanan dari dermaga menuju ke pantai Indah Kurma memakan waktu kurang lebih 20 - 30 menit. Setelah sampai, kami masih harus berjalan sedikit dari dermaga menuju pantai, kira-kira 10 -15 menit. Lumayan, sedikit menguras tenaga.
Hutan Mangrove sepanjang jalan penyebrangan
Namun letih tersebut segera terbayar saat setelah tiba di pantai ini, pasir putih dan pepohonan pinus kecil menyambut kedatangan kami. Kami memilih tempat untuk istirahat, tak sulit untuk mendapatkan tempat istirahat, karena saat kami pergi bukan pada saat weekend, jadi tidak banyak yang mengunjungi pantai ini, hanya ada 2 kelompok pemuda-pemudi yang mengunjungi pantai saat kami sampai. Angin yang bertiup dengan syahdunya membuat kami nyaman untuk menikmati pantai ini. Serasa private beach gitu.
Dermaga dan jalan menuju pantai Indah Kurma
Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki yang menghampiri, mungkin dia pemiliknya / pengelola pantai. Ia menanyakan dengan perahu siapa kami kesini. Kesan pertamanya bagi saya sudah agak kurang menyenangkan. Tapi tidak apa-apa, tertutup oleh suguhan pantai yang indah nan mempesona ini, setelah itu kami membayar uang masuk 10ribu kepada laki-laki tadi. Uang ini memang sudah ketentuan yang tertulis di dermaga saat sampai tadi.

Pantai Indah Kurma ini ternyata dikelola oleh pribadi, pak Yoga namanya. Mulai dibuka untuk umum pada 2011 lalu, dan pada tahun 2012, pak Yoga baru mulai serius mengelolanya. Beliau mempekerjakan bu Nurhaidah serta suaminya Daeng Saso dan Jusri anaknya untuk mengelola tempat ini, bertanggung jawab akan kebersihan dan kenyamanan pengunjung pantai. Disamping itu, pak Yoga juga bekerjasama dengan warga Desa Tanjung Limau. Kerjasamanya adalah dengan menyediakan penyewaan perahu klotok untuk menyebrang. Sebuah kolaborasi yang apik dalam memajukan kesejahteraan warga desa. Saluut deh untuk pak Yoga ini.
Mushala dan Cottage
Dengan total biaya yang kurang dari 50rb perorang ini kita sudah bisa menikmati berbagai fasilitas, diantaranya penyebrangan dengan perahu klotok + pemandangan hutan mangrove yang menawan sepanjang jalan, air bersih, toilet dan tempat bilas, gazebo dengan kapasitas 50 orang, mushala yang luas dan nyaman, kantin, dan tentunya pantai yang bersih dan terawat, kita juga bisa melakukan kegiatan berkemah disini. Dan bagi yang punya budget lebih, bisa nih sewa cottage / villa seharga 1 juta permalam. Joss banget kan. 😁
 
Setelah istirahat melepas lelah, kami menyusuri pantai sambil mencari spot-spot foto yang bagus. Banyak tulang-tulang sotong yang bentuknya selalu membuat otak untuk berkreasi, ada juga cangkang kerang dan siput berbagai bentuk yang indah. Ayunan pantai yang keberadaannya memang menjadi hits dimana-mana juga dibuat di pantai ini. Pantai ini juga baru ditanami pohon pinus, dan menjadi area spot foto yang so instagramable
Beberapa spot foto instagramable, kayanya dan katanya sih
Dari banyaknya pohon pinus yang ditanam, tepat di samping gazebo ada tumbuh dua buah pohon kurma. Mungkin dari pohon ini nama pantai Indah Kurma berasal. Unik sekali memang, pohon kurma yang orang awam tahu tumbuhnya di gurun pasir tanah arab, sekarang berada di Indonesia dan tumbuh di pantai pula. Mungkin tunasnya mengira pantai ini gurun kali ya, makanya dia numbuh, krik, krik, skip.
Pohon Kurma dan model langsung dari Arab maklum.

Sebenarnya bukan hanya pantai Indah Kurma saja, dideretan pantai Indah Kurma terdapat pantai-pantai lain yang juga mengharuskan kita naik perahu klotok untuk sampai kesana. Masing-masing pantai mungkin memiliki khasnya masing-masing. Namun saat ini pantai Indah Kurma masih menarik hati...


sumber :
http://radarkaltim.prokal.co/read/news/4426-pohon-kurma-di-tengah-lautan.html

Sunday, October 15, 2017

Wisata Alam Kutai Kartanegara : Bukit Bangkirai

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kabupaten terkaya di Indonesia dengan hasil alamnya yang melimpah. Situs-situs tambang, minyak dan perkebunan hampir sepenuhnya meliputi kabupaten yang memiliki luas hampir 30% dari luas keseluruhan Provinsi Kaltim ini. Sebanding dengan luasnya Kabupaten ini, Kukar juga menyimpan banyak tempat-tempat wisata yang menakjubkan. Mulai dari wisata alam, religi, sejarah, hingga budaya. Event tahunan ERAU contohnya, kerap diadakan oleh Pemkab Kukar bekerjasama dengan Kesultanan Kutai Ing Martadipura. Acara budaya tertua itu diadakan setahun sekali dengan level sampai mancanegara.
Bukit Bangkirai
Salah satu tempat rekreasi yang ada di Kukar adalah Bukit Bangkirai. Bukit Bangkirai merupakan wisata alam sekaligus wisata edukasi yang ada di Kabupaten Kukar. Terletak di Kecamatan Samboja, lokasinya lebih dekat dengan Kota Balikpapan, kurang lebih 1 jam perjalanan untuk mencapai lokasi ini. Dari Kota Balikpapan melaju melewati jalan poros Balikpapan - Samarinda, hingga menemui pertigaan jalan di KM 37. Belok ke kiri, mengikuti jalan dan petunjuk untuk sampai ke lokasi ini.
Peta Taman Bangkirai

Bukit Bangkirai merupakan objek wisata dengan suasana hutan hujan tropis, hutan yang Indonesia banget. Terlebih di Pulau Kalimantan, yang masih menyandang status sebagai paru-paru dunia. Lokasi Bukit Bangkirai berada di tengah-tengah hutan Kalimantan. Memasuki lokasinya kita harus melewati jalan-jalan situs-situs tambang hingga memasuki area milik perusahaan perkebunan Nasional. Taman wisata hutan Bukit Bangkirai didominasi oleh banyaknya pohon Bangkirai yang tumbuh di area seluas 1500 hektar ini, mungkin itu juga sebagai alasan tempat ini diberi nama Bukit Bangkirai.
Taman Bukit Bangkirai
Pohon Bangkirai sendiri bisa tumbuh setinggi 40 - 50 meter, dengan diameter mencapai 2 meter dan bisa berumur hingga 150 tahun lebih. Selain pohon Bangkirai yang terdapai di taman hutan ini, ada bermacam-macam satwa dan tumbuh-tumbuhan, ini yang tadi saya bilang sebagai wisata edukasi. Dengan melihat langsung ke lapangan, biasanya pelajaran akan lebih mudah terserap kan. Selain itu, Bukit Bangkirai ini juga merupakan hutan konservasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah. Dan yang memiliki keunikan sendiri adalah tumbuhnya banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon Bangkirai terlihat indah.
Pohon Ulin
Yang menjadi ikon dari taman hutan Bukit Bangkirai ini adalah jembatan gantung (Canopy Bridge), yaitu jembatan yang dibuat dengan ketinggian 30-40 meter yang menghubungkan antara 5 pohon Bangkirai. Untuk menuju tempat ini, telah disediakan jalur yang sedikit menanjak, melewati hutan dan dikelilingi pohon-pohon besar ratusan tahun. Di beberapa pohon juga diberi plang nama lengkap dengan nama latinnya. Selama perjalanan, kita ditemani oleh suara-suara alam nan indah, jika beruntung kita bisa melihat satwa-satwa yang hidup dengan bebasnya. Ditengah-tengah perjalanan juga disediakan gubuk untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
Aneka tumbuhan sepanjang jalur menuju Canopy Bridge
Jembatan gantung ini merupakan tempat untuk uji adrenalin sebenarnya. Untuk menuju ke jembatan ini, kita harus menaiki menara yang terbuat dari kayu ulin yang menempel di pohon Bangkirai, ada dua menara pohon yang dibuat. Bagi yang ada masalah dengan ketinggian, melewati tempat ini merupakan kegiatan spot jantung yang bikin nyawa sudah berada di ubun-ubun. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki masalah dengan ketinggian, bisa melewati jembatan ini dengan aman dan tentram sambil menikmati pemandangan hutan hujan tropis alami dari ketinggian di bumi Borneo ini. 
Taman Bangkirai
Canopy Bridge ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia, dan kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, aman dari segi keamanan dan keselamatan. Saya mecoba melewati jembatan ini, awalnya takut, namun setelah itu hilang, tertutupi oleh decak kagum akan indahnya alam yang terpampang luas di depan saya. Excelent bin amazing bin warbiyasaak!
Canopy Bridge
Selain wahana jembatan yang membuat spot jantung tadi, ada beberapa fasilitas lain yang terdapat di taman hutan Bukit Bangkirai ini. Tempat parkir yang luas, ruangan untuk pertemuan yang muat 100 orang, cafe dan toko souvenir, camping ground, taman anggrek, ada juga homestay dan jungle cabin bagi kita yang ingin menginap dan menikmati tempat ini lebih lama, dan juga terdapat mushala yang adeem banget. Wahana lain adalah arena outbond dan perahu kecil untuk kita bermain di sungai kecil buatan di arena outbond. Masuk ke lokasi ini dikenakan retribusi sebesar total lebih kurang 30.000 rupiah (lupa detailnya), sudah termasuk biaya parkir mobil, biaya masuk dan canopy bridge.
Mushala Nurul Sajaroh, Bukit Bangkirai





Sumber :
http://www.getborneo.com/bukit-bangkirai-kalimantan-timur/
http://www.kutaikartanegara.com/wisata/bukitbangkirai.html