Monday, May 14, 2018

Best Inn Hotel Balikpapan : Ketenangan Dalam Hiruk Pikuk Kota MInyak

Berawal dari percakapan dengan istri tentang adanya poin yang didapat di aplikasi trepeloka. Akhirnya kami sepakat menghabiskan poin untuk menginap disalah satu hotel yang dari dulu udah bikin saya penasaran, Best Inn Hotel Balikpapan adalah tempat yang kami pilih untuk menginap. Yah, hitung-hitung untuk mengisi waktu libur dan honeymoon ala-ala lah ya.

Best Inn Hotel Balikpapan berlokasi di jalan MT. Haryono, Gunung Bahagia Balikpapan, termasuk daerah pinggiran pusat kota. Lokasinya boleh dibilang strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan dan tempat-tempat nongkrong jaman now. Tepatnya berada di tengah-tengah Giant Supermarket dan Living Plaza, lalu tempat-tempat nongkrong mulai dari angkringan hingga resto dan cafe juga mudah dijangkau dari hotel ini. Bisa dengan jalan kaki atau paling tidak naik taksi (baca : angkot).

Letaknya yang agak "masuk kedalam" dari jalan utama dan juga berada diatas gunung (baca : bukit) membuat suasana hotel ini lebih tenang dari hotel-hotel lainnya. Warna hijau dan putih semakin menambah keasrian tempat ini. Saat akan masuk menuju hotel dari jalan utama, ada bangunan berukuran sedang yang saya tebak adalah kantor pemasaran dan cafe, namun saat kami menginap disana sedang tidak beroperasi. Tempat parkirnya juga luas dengan pengamanan 24 jam, juga tersedia mushala dan kamar kecil. Tempat parkir yang luas ini sering digunakan oleh komunitas-komunitas pendukung klub sepakbola untuk mengadakan nonton bareng tim kesayangan bertanding. 
Salah satu sisi tempat parkir dan mushala
Joom, masuk dalam. 
Interior hotel diset dengan gaya minimalis nan rapi. Welcome drink segar terletak di dekat loby untuk para tamu. Setelah check in, kami menuju kamar di lantai 3. Kamar dengan luas 18 sqm disusun dengan gaya minimalis, lemari di pojok ruangan di depan kamar mandi. Kamar mandi dilengkapi dengan air hangat dan toiletries standar. Meja kecil terletak di dekat jendela, cocok untuk bekerja sambil melihat pemandangan luar. Sayangnya buat kalian para penikmat Wi-Fi akan sedikit kecewa bukan jaringannya yang lambat tetapi sama sekali tidak bisa digunakan (mungkin sedang maintenance). Selain para penikmat Wi-Fi, para penikmat televisi juga akan kecewa karena banyaknya semut (a.k.a burem abis) untuk channel-channel luar (mungkin sedang maintenance juga). But overall buat kalian yang sekedar mau santai dan bermalas-malasan, kamar yang disediakan ini cukup nyaman. 
Interior kamar
Interior Kamar Mandi
Setelah drama perkamaran mari kita pindah ke moment yang dinanti-nanti yaitu all you can eat breakfast 😁. Seperti hotel lainnya, jam breakfast dimulai dari jam 06.00-10.00. Another big no no kali ini adalah.... kita breakfast jam 7 kurang dan makanan sudah pada habis (oke kayanya mereka pakai sistem kosong-isi). Dan nunggu diisi ulang ini lumayan bikin lapar banget yak. Makanan yg disediakan waktu itu ada nasi liwet, ayam goreng, tahu, telor pindang. Well ada pilihan lain seperti roti tawar dengan beberapa pilihan selai. Untuk masakan dan pilihan menu.... hmmmm standar yah, 3 bintang deh. Tempat breakfastnya sendiri cukup cozy ada di rooftop dengan design instagramable yang oke punya, dengan sajian pemandangan indah Kota Balikpapan. Cocok lah buat yang mau candlelight dinner sama pasangan.
Breakfast
Pemandangan kota Balikpapan

Yap, sekian dulu review tempat menginap kali ini, semoga bisa jadi refrensi ya.

Best Inn Hotel Balikpapan.
Alamat
Jalan MT.Haryono No. 77, Batu Ampar, Balikpapan Utara, Gn. Bahagia, Balikpapan Sel., Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76114. google map
Telepon : (0542) 8510 800


Lokasi : ☆☆☆☆☆
Kamar : ☆☆☆
Pelayanan : ☆☆☆

Makanan : ☆☆

Tuesday, May 1, 2018

Melepas Rindu Akan Kampung Halaman Lewat Film Jelita Sejuba : Mencintai Ksatria Negara

Mau review film, meskipun telat. :D

Akhirnya, dapat kesempatan nonton film yang sempat bikin heboh grup WA dan FB lokal selama beberapa minggu terakhir ini. Setelah sebelumnya pesimis tidak akan diputar di bioskop di Balikpapan. Namun tiba-tiba dapat direct message dari sepupu di Jogja yang berisikan screenshot jadwalnya di XXI e-walk BSB, mall terbesar di Balikpapan ini dengan baik hati memutarkan film Jelita Sejuba : Mencintai Ksatria Negara. Serta merta saya langsung menuju TKP, membeli tiket dan duduk manis menonton film yang keseluruhan latarnya diambil di kampung gueh, Natuna!
Ngandiel tiket lok.

Awalnya saya berfikir kursi penonton hanya terisi beberapa baris saja. Namun anggapan itu tertepis setelah melihat kursi penonton yang hampir penuh hingga kedepan. Sekitar 70% kursi terisi. #bangga. Ya, angka ini terbilang fantastis bagi saya dengan beberapa faktor. Penonton kebanyakan memang dari kalangan tentara. 

Film Jelita Sejuba berisikan curahan hati seorang persit (istri anggota TNI). Dimana sang istri harus rela ditinggal tugas oleh suami selama berbulan-bulan lamanya untuk mengemban tugas. Bahkan disaat-saat genting sekalipun. Film ini menceritakan tentang Sharifah (Putri Marino), seorang gadis desa yang baru lulus SMA, dan kemudian jatuh cinta kepada Jaka (Wafda Saidan Lubis), seorang tentara yang sedang bertugas di Natuna. Tanpa melalui kisah pacaran ala anak-anak jaman now, Jaka langsung meminang Sharifah dan akhirnya mereka menikah serta menjalani kehidupan rumah tangga. Menjalani hari-hari sebagai istri seorang tentara mempunyai dinamika tersendiri, berbagai cobaan harus dilalui oleh Sharifah seorang diri ketika sang suami tercinta sedang mendapat tugas negara. Sharifah harus kuat, belajar menahan rindu yang teramat dalam, menanti sang belahan hati pulang. Atau bahkan tidak pulang sama sekali..............
Ceritanya lumayan bagus, dengan akting para aktor dan aktris yang begitu natural. Hanya saja cengkok dan bahasa melayunya kurang menonjol. Bisa dimaklumilah ya. Alam Natuna juga tak begitu dieksplor disini, namun beberapa tempat yang diambil sudah bisa mewakili indahnya surga di ujung utara Indonesia ini. Beberapa lokasi yang diambil adalah daerah Pantai Sejuba, Batu Sindu, dan Desa Pengadah. Juga sedikit pengambilan gambar di Teluk Baruk dan Batu Kapal. Alur ceritanya tidak begitu rapi, namun pesan dari film ini masih bisa kita dapatkan. Full komedi diawal-awal film karena akting polos ditambah aksen dan bahasa melayu seadanya yang dibawakan oleh para pemeran. Namun siapkan tisu ya, karena adegan sedih akan tersaji diakhir-akhir film dan bisa bikin mewek bagi kamu yang gampang tersentuh hatinya.
Film ini sangat ditunggu-tunggu terutama oleh masyarakat Natuna, selain karena lokasi pengambilan yang seluruhnya di Natuna, juga terdapat beberapa orang-orang lokal Natuna yang dapat ambil bagian difilm ini. Meski sebagai cameo, namun itu merupakan kebanggaan tersendiri. Ada bang Oyoy (orang tua Nazar), pak Nasuha (pak KUA), Nuzur (anggota geng), bang Helmi (perompak), pak Novain (saksi nikah), Aby Grass (ketua geng) dan beberapa lainnya yang terlibat dalam film ini. 

Gala premier film ini di laksanakan di Jakarta pada awal mei, dihadiri oleh pejabat-pejabat Kab. Natuna. Disaksikan juga oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Ibu Shinta Nuriyah (Istri alm Gus Dur), Jajang C.Noer, mereka sangat merekomendasikan film ini. Minat para penonton untuk menonton film ini juga boleh dibilang ramai untuk film sekelas ini. Akun instagram @bioskop merilis jumlah penonton film Jelita Sejuba per tanggal 30 April 2018, terdapat 168.404 penonton yang sudah menikmati alam Natuna lewat film ini.
Jumlah Penonton bioskop pertanggal 30 April 2018. akun ig @bioskop


Yang bikin heran adalah tidak disiarkannya film ini dibioskop-bioskop di Kepri diawal-awal penayangan, padahal lokasi syutingnya secara keseluruhan diambil di provinsi Kepri. "Demo" kecil-kecilan bahkan dilakukan oleh Mahasiswa Natuna di Jogja, karena film Jelita Sejuba juga tidak disiarkan diawal-awal jadwal resmi penayangan. Hingga akhirnya film ini ditayangkan dibeberapa bioskop di Kepri dan Jogja beberapa hari setelahnya, juga sampai ke Balikpapan ini. 

Rating film ini juga tidak mengecewakan, animo masyarakat untuk menonton film ini juga boleh dibilang besar. Itu tak lepas dari gencarnya promosi film yang dilakukan oleh tim, didukung pula oleh original soundtrack filmnya yang dibawakan sangat apik oleh Anji dengan judul "Menunggu Kamu". Kehadiran Aldi Maldini "CJR" yang berperan sebagai Farhan adik Sharifah, juga menjadi daya tarik tersendiri difilm ini, terlebih dedek-dedek gemesh dan fans setia CJR. Aktor nasional lain yang juga turut ambil bagian dalam film ini adalah Yayu Unru (Ayah Ifah), Nena Rosier (Ibu Ifah), ada juga aktor ganteng Donny Alamsyah lho, dan beberapa yang lainnya. Ada juga artis cilik Yukio Ahmad yang memerankan Andhika, anak Ifah.

Harapan saya pribadi mengenai film ini adalah nantinya akan berefek pada kunjungan wisatawan ke Natuna, sama seperti apa yang diucapkan pak Bupati Hamid Rizal dalam sambutan saat gala premire di Jakarta. Seperti Belitung dengan Laskar Pelangi nya, gitu. Dan juga harus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan segala sesuatunya agar lebih mudah, termasuk harga tiket pesawat. 😶 

Pemilihan lokasi film di Natuna merupakan hal yang tepat, mengingat Natuna merupakan daerah perbatasan yang berhadapan langsung dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Beberapa koprs TNI juga gencar berpatroli bahkan bermarkas disini. Bahkan tak menutup kemungkinan, kisah Ifah dan Jaka akan menjdi kenyataan, tentu dengan "pemeran" yang berbeda pula. 😁
Jadi buat kamu anak Natuna, atau kamu-kamu yang mau tau Natuna, film ini saya rekomendasikan untuk ditonton, ajak rekan serta keluarga yap, karena bisa ditonton oleh semua kalangan, untuk anak kecil tetap harus dengan bimbingan orang tua tentunya. Sip, tengkiu.

Film : Jelita Sejuba : Mencintai Ksatria Negara
Sutradara : Ray Nayoan
Produksi : Amagra Pictures
Pemain : Wafda Lubis, Putri Marino, Aldi Maldini