Dari beberapa artikel yang saya baca menyebutkan, tidak lengkap rasanya bila berkunjung ke Tarakan tapi tak singgah di salah satu kedai kopi legend ini : Warung Kopi Indra. Namun, warga Tarakan lebih mengenal tempat ini dengan sebutan Warung Kopi Aseng. Saya pertama kali kesini ketika akan bertemu klien kerja perusahaan tempat saya bekerja. Setelah membalas pesan via whatsApp, ia langsung share location. Beliau tau saya masih baru di Tarakan sehingga tak banyak tau tempat. Mantap bosku!
Ternyata tak sulit untuk menemukan tempat ini. Selain terletak di jalan utama Yos Sudarso di daerah Lingkas, posisinya juga berada di tepian jalan. Ancer-ancernya adalah setelah masjid Fastabiqul Khairat, jika kamu bertemu dengan deretan mobil terparkir, maka disitu lah warkop Aseng. Tempat yang strategis, dekat dengan pelabuhan, beberapa penginapan, dan juga dekat dengan beberapa perkantoran dan perusahaan besar di Tarakan.
Bangunan sederhana, dengan papan nama yang jadoel punya. Aksen kuno juga terlihat hingga ke dalam warung kopi. Tak seperti warkop lainnya, kita tak akan menemukan alat-alat seperti grinder, moka pot, dripper, chemex dan lain-lain alat pembuat kopi seperti yang terdapat pada warung-warung kopi modern bin kekinian. Pembuatan kopi disini masih terbilang sederhana dan simpel. Namun tak mengurang citarasa yang ada. Terbukti, tempat ini selalu ramai dari jam ia buka hingga menjelang tutup dipetang hari. Mulai dari warga biasa hingga pejabat negara pernah menyeruput lezatnya kopi di Warkop Aseng ini.
Ohya, penamaan nama Aseng oleh warga ini adalah berasal dari nama pemiliknya, pak Aseng. Seorang keturunan Tionghoa yang sudah lama menetap di Tarakan. Kedai kopi yang menempati bangunan lawas yang dibangun oleh ayah pak Aseng ini juga sudah berdiri sejak taun 1971 loh, dan sekarang dijalankan oleh generasi ketiganya.
Beragam menu tersedia disini, mulai dari menu khas nongkrong seperti kopi, teh dan sejawatnya, ada juga makanan-makan ringan sebagai pelengkap, seperti bubur, bakpau, roti bakar, dan bakpia. Bahkan makanan berat pun tersedia disini.
Nongkrong sambil nyeruput teh see, ini merupakan menu favorit saya ketika disini. Ia semacam thai tea yang less sugar, rasanya gurih dan mantap. Sangat pas kalau pasangannya adalah roti bakar coklat. Paduan rasa yang gurih dan lezatnya coklat yang bikin betah berlama-lama.
Selain itu, jangan lupa untuk menyeruput kopi ginseng dan kopi susu kambingnya. Nikmatnya kopi berpadu dengan banyaknya khasiat ginseng dan susu kambing, hmmm makin perQasa tjoy! Saat memesan minuman, pelayan warkop biasanya juga akan mengantar beberapa cemilan bakpau dan bakpia. Nyeruput sambil ngunyah memang sesuatu kegiatan yang faedah untuk menikmati hari. Ohya menurut artikel yang saya baca juga, satu menu andalan yang lain adalah bubur ikannya, namun saya belum pernah mencicipi, jadi belum ada ulasan tentang bubur ikan di warkop legend ini.
Soal harga, itu bervariasi tergantung jenis makanan, namun untuk sendiri, bawa 50rebu bakal ada kembalian deh. Juga sesuai dengan rasa yang didapat. Ohya, di sini juga tersedia wifi, lengkap sudah untuk dijadikan tempat nongkrong, tempat mengerjakan tugas bagi mahasiswa, atau jadi tempat untuk menyelesaikan pekerjaan kantor bagi mereka yang tak punya "kantor".
Jadi, kapan ngopi di Aseng lagi?
------
Kedai Kopi Indra
Jl. Yos Sudarso, Jembatan Besi Tarakan.
Buka : 07.00 - magrib
------
Warkop Aseng |
Ternyata tak sulit untuk menemukan tempat ini. Selain terletak di jalan utama Yos Sudarso di daerah Lingkas, posisinya juga berada di tepian jalan. Ancer-ancernya adalah setelah masjid Fastabiqul Khairat, jika kamu bertemu dengan deretan mobil terparkir, maka disitu lah warkop Aseng. Tempat yang strategis, dekat dengan pelabuhan, beberapa penginapan, dan juga dekat dengan beberapa perkantoran dan perusahaan besar di Tarakan.
Bangunan sederhana, dengan papan nama yang jadoel punya. Aksen kuno juga terlihat hingga ke dalam warung kopi. Tak seperti warkop lainnya, kita tak akan menemukan alat-alat seperti grinder, moka pot, dripper, chemex dan lain-lain alat pembuat kopi seperti yang terdapat pada warung-warung kopi modern bin kekinian. Pembuatan kopi disini masih terbilang sederhana dan simpel. Namun tak mengurang citarasa yang ada. Terbukti, tempat ini selalu ramai dari jam ia buka hingga menjelang tutup dipetang hari. Mulai dari warga biasa hingga pejabat negara pernah menyeruput lezatnya kopi di Warkop Aseng ini.
Ohya, penamaan nama Aseng oleh warga ini adalah berasal dari nama pemiliknya, pak Aseng. Seorang keturunan Tionghoa yang sudah lama menetap di Tarakan. Kedai kopi yang menempati bangunan lawas yang dibangun oleh ayah pak Aseng ini juga sudah berdiri sejak taun 1971 loh, dan sekarang dijalankan oleh generasi ketiganya.
Roti bakar coklat, menu andalan saya. |
Nongkrong sambil nyeruput teh see, ini merupakan menu favorit saya ketika disini. Ia semacam thai tea yang less sugar, rasanya gurih dan mantap. Sangat pas kalau pasangannya adalah roti bakar coklat. Paduan rasa yang gurih dan lezatnya coklat yang bikin betah berlama-lama.
Teh see yang guriiiiih. |
Soal harga, itu bervariasi tergantung jenis makanan, namun untuk sendiri, bawa 50rebu bakal ada kembalian deh. Juga sesuai dengan rasa yang didapat. Ohya, di sini juga tersedia wifi, lengkap sudah untuk dijadikan tempat nongkrong, tempat mengerjakan tugas bagi mahasiswa, atau jadi tempat untuk menyelesaikan pekerjaan kantor bagi mereka yang tak punya "kantor".
Jadi, kapan ngopi di Aseng lagi?
------
Kedai Kopi Indra
Jl. Yos Sudarso, Jembatan Besi Tarakan.
Buka : 07.00 - magrib
------