Thursday, February 14, 2019

Jalan-jalan ke Baloy Adat dan Budaya Tidung Tarakan

Pecinta budaya sejatinya tak melewatkan tempat ini ketika berkunjung ke Tarakan. Adalah Baloy Adat Tidung ia bernama. Baloy merupakan bahasa Tidung yang berarti rumah. Tidung merupakan suku asli yang mendiami Tarakan dan sekitarnya, ia merupakan 3 suku besar yang berada di Kalimantan Utara bersama dengan Bulungan dan Dayak.

Di Tarakan ada dua Baloy Adat Tidung, satunya sudah pernah saya review dahulu. Baloy Mayo namanya. Itu milik Ketua Adat yang dibangun tahun 2004 lalu (baca : Baloy Adat Tidung). Sedangkan Baloy Adat yang saat ini saya review adalah Baloy Adat yang berada langsung dibawah pemerintah Kota Tarakan. Baru diresmikan pada Februari 2018 lalu oleh pak Walikota saat itu.
Prasasti peresmian
Ia terletak di daerah Keramat, di samping Lapangan Tennis Indoor Tarakan. Letaknya yang berada diatas bukit tampak sangat perkasa, terlebih ukurannya yang besar. Bak Raja yang yang duduk di singgasana istana. Seakan menyatakan bahwa marwah itu abadi adanya.

Setelah membayar tiket masuk dan parkir seharga 5.000/orang. Kami berjalan menuju gedung Baloy Adat ini. Bentuknya sama dengan bangunan utama Baloy Mayo di sana. Hanya saja yang ini lebih besar, mungkin 3 kali lebih besar. Dan terdiri dari 5 ruangan dengan fungsi masing-masing. Baloy Adat Tidung terdiri dari satu ruangan utama yang dikelilingi oleh empat ruangan di empat penjuru.

Karena lokasi parkir berada dibagian belakang rumah, jadi bagian belakang pula kami memulai eksplor. Bagian belakang ini oleh pemerintah berisi perkakas yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, seperti peralatan nelayan dan dapur. Ada juga hasil dari buruan dan hasil tangkapan nelayan.


Ragam koleksi di ruangan pertama
Ruangan berikutnya adalah ruang tengah. Ini merupakan ruang utama dan yang paling besar. Namanya Baloy Unod. Ruangan ini berisi meja panjang lengkap dengan kursi-kursinya sebagai tempat Raja / Sultan berkumpul bermusyawarah. Beberapa koleksi khas kerajaan juga dipajang disini.
Kursi-kursi di baloy unod / ruangan tengah / ruangan utama
Ruangan berikutnya terletak di sisi kanan ruang utama, ia berisi alat pesta pernikahan sampai berumah tangga. Mulai dari pelaminan, hingga replika kasur, perlengkapan asuh bayi hingga dapur tradisional. Ada juga beragam alat musik pesta. Di ruangan ini juga terdapat replika Padaw Tujuh Dulung atau Perahu Tujuh Haluan, sebuah perahu tradisional yang diarungi ke laut saat pesta adat Iraw Tengkayu, sebuah pesta adat suku Tidung. Ada juga tersedia baju-baju adat dan koleksi batik dengan ukiran khas.

Ruangan keempat yang kami kunjungi adalah ruangan depan. Oleh pemerintah, ruangan itu digunakan sebagai kantor pengelola yang mengurusi baloy adat ini, juga menjadi pusat informasi. Ada juga gamelan Jawa di bagian teras depan, menandakan adanya pengaruh Jawa dalam kerajaan Tidung ini.

Satu ruangan terakhir adalah ruangan yang terletak di sebelah kiri Baloy Adat.  Ia merupakan satu aula besar yang digunakan untuk bersantai dan pertunjukan. Juga berfungsi untuk menerima tamu masyarakat untuk mengadukan perkara-perkara atau masalah adat.
Batik khas Kaltara
Dari semua ruangan, saya tertarik pada ruangan dimana terdapat pelaminan pengantin. Warnanya menunjukkan ciri khas melayu. Merah, kuning, hijau. Kain-kain yang berada di aula sebelah kiri baloy adat juga dihiasi dengan warna yang sama. Suku Tidung, menurut cerita merupakan bagian dari salah satu suku Dayak, namun karena suku Tidung beragama islam dan membuat kerajaan, akhirnya suku Tidung "berlepas" dari suku Dayak dan "masuk" menjadi bagian bangsa Melayu seperti Banjar, Kutai, Banua dan suku-suku lain di pesisir Kalimantan. Oleh karena itu pula budaya-budaya Melayu kental bisa kita temui disini.

Replika pelaminan suku Tidung
Di beberapa hari tertentu ada acara budaya yang diselenggarakan di Baloy Adat ini. Seperti musik dan tarian daerah. Sebuah program yang sangat bagus untuk melestarikan budaya daerah. Well, jangan lewatkan tempat ini ketika melancong ke Tarakan ya. Berada disini akan menambah wawasan kita akan budaya bangsa di Negara Indonesia kita yang tercinta ini.

See ya.



Friday, February 8, 2019

Tempat Ngumpul Para Penggiat "Dunia Hitam" di Tarakan, (part 2)

Setelah secara singkat dijelaskan tentang tempat-tempat nyeruput kopi di Tarakan pada postingan sebelumnya (baca ini). Eksplorasi saya menelusuri tempat-tempat ngopi di Tarakan terus berlanjut. Dengan modal gugling dan juga stalking akun instagram @explorecoffee_trk sampai bertanya pada member dari komunitas Tarakan Menyeduh. Akhirnya saya dapat tambahan lagi beberapa tempat ngopi di kota minyak ini.
Komunitas Tarakan Menyeduh
Beberapa tempat memang banyak tersebar di sekitar kota. Dari sekitaran bandara, jalan utama Mulawarman hingga jalan Yos Sudarso di Lingkas Ujung. Poros jalan utama ini banyak kita dapati tempat-tempat ngopi, ada yang di tepi jalan, ada juga yang agak masuk ke dalam dari jalan utama, masih dalam ring 1 jalan poros. Ada juga yang berlokasi agak jauh dari perkotaan. Namun sedikitpun tak menghilangkan nikmatnya nyeruput sang cairan hitam ini. 

Sama seperti sebelumnya, kedai-kedai kopi ini didirikan dengan beragam konsep. Sesuai hati saja mana yang mau diduduki. Kalau soal rasa, itu adalah selera, bicara masalah kopi semuanya benar, semuanya nikmat
"karena kopi tak perlu diperdebatkan"
Nah, bagi kamu kamu yang sudah terlanjur bergelut "di dunia hitam" ini, berikut saya rekomendasikan beberapa tempat nyeruput kopi di Bumi Paguntakan ini. Kuy lah!

1. Kedai dan Toko Kopi Analog 
Kedai kopi ini terletak di Karang Anyar, agak masuk ke dalam dari jalan utama, namun tak sulit menemukannya. Apalagi saat ini sudah ada gugel mep yang sedikit bisa membantu. Menempati bangunan mirip ruko yang memanjang ke belakang, kedai kopi ini selalu terlihat ramai pengunjung nya, sehingga saya memutuskan untuk pergi disore hari saja ketimbang malam karena tidak akan dapat kebagian tempat.
Kedai dan Toko Kopi Analog
Selain kedai kopi, dan sesuai namanya, Kedai dan Toko Kopi Analog ini juga menjual kopi mentah, alias biji kopi sendiri, mungkin bisa juga dijual dalam bentuk bubuk yang sudah digiling. Selain itu, Kedai ini juga menyediakan buku-buku dengan tema beragam untuk dibaca pengunjung. Ada akses Wi-Fi nya juga bagi kamu kamu penggila berselancar di dunia maya. Selain kopi hitam yang disajikan dengan manual brew nya, jangan lupa juga untuk mencicipi olahan kopi yang lain. Kopi susu gula aren cocok tu dicicip untuk menambah semangat hari ini.

2. Dewa Bagoes Barbercoff
Ini merupakan kafe yang baru saja launching (awal 2019 kemarin). Terletak di pinggir jalan Mulawarman, tepat di seberang Gramedia Tarakan. Coffeeshop ini menawarkan konsep yang unik, yaitu kafe dan juga barbershop. Baru ini ada di Tarakan. Kedai kopi yang bersanding dengan tempat pangkas rambut. Jadi kita bisa ngeganteng maximal dulu di barbershopnya, lalu dilanjut nongkrong dan ngopi tjaQep di kafe nya. 
Dewa Bagoes Barbercoff
Letaknya yang di pinggir jalan merupakan fengshui yang tepat, terbukti kafe ini selalu terlihat ramai pengunjung dari petang hingga malam. Menu yang tersedia pun beragam, tak hanya kopi yang dibuat dengan metode manual brew, beragam menu minuman dan makanan pelengkap tersedia disini. Di tambah Wi-Fi yang bisa diakses dengan meminta pasport pada crew nya akan membuat kita betah berlama-lama nongkrong, bisa juga dijadikan "kantor dadakan". Bersama konco oke, sendiri juga gak masalah.
ig : Dewa Bagoes Barbercoff
FB : Dewa Bagoes Barbercoff
web : dewabagoes.com

3. Alegori Coffee
Menurut saya, ini merupakan kedai kopi dengan letak yang unik nan strategis. Terletak di jalan Aki Balak, tepat di seberang ujung landasan Bandara Internasional Juwata Tarakan. Jadi kita bisa nongkrong, ngemil, nyeruput kopi sambil melihat pesawat yang akan take off, dan memang kegiatan tersebut menjadi tontonan warga disini. 
Alegori Coffee
Jangan lupa, order roti bakar coklatnya sebagai pendamping nyeruput kopi hitam, biar manis dan pahit menyatu dalam hiruk pikuk kendaraan yang lewat. Paling asyik saat sore menjelang magrib. Menghirup aroma kopi saja sudah membuat fikiran fresh, ditambah lagi dengan pemandangan senja serta lalu lalang kendaraan di depan dan bonus pemandangan "wisata" pesawat yang lepas landas akan menjadikan harimu berbeda dari biasanya.
ig : alegoricoffee

4. Cascara Coffee
Kafe yang dimiliki oleh bang Irawan ini terletak di dekat RSUD Provinsi Kalimantan Utara. Jalan Pulau Bangka di Kampung Satu Skip. Bukanya dari jam 10 pagi hingga tutup. Tempatnya cozy dan asyik. Konsepnya kafe santai, meja dan kursi disusun di dalam dan di luar ruangan. Dekorasinya juga unik, dengan tanaman-tanaman yang menggantung, serta hiasan-hiasan di dinding yang memanjakan mata.
Cascara Coffee
Tersedia juga perpustakaan mini di dalamnya, bisa nongkrong sambil baca buku biar isi dalam kepala bertambah wawasan. Eit, tapi cukup dibaca di kafe ya, jangan bawa pulang, apalagi dibawa kabur. Selain buku-buku, kafe ini juga menyediakan berbagai permainan, ada beberapa kartu dan permainan uno yang bisa digunakan. Jadi pas banget kedai kopi ini, bisa nongkrong sendiri sambil baca buku, bisa juga dengan teman-teman yang tentunya tambah seru.
ig : cascaratrk

5. Kopi Juang
Nah ini dia, kedai kopi unik satu lagi : kopi Juang. Kedai kopi yang baru buka beberapa minggu lalu ini menawarkan konsep unik bagi para penyeruput kopi, terlebih bagi mereka yang pernah menempuh pendidikan di Jawa. Saya yang "alumni Jogja" saja langsung bernostalgia saat berada di kedai ini. 
Gerobak Kopi Juang
Mengusung konsep angkringan membuat kedai kopi yang penyajiannya dengan manual brew ini menjadi unik. Ditambah lagi dengan tersedianya makanan yang dibungkus minimalis di gerobaknya, seperti nasi kucing layaknya angkringan-angkringan di Jogja kebanyakan. Jogja langsung terlintas dalam benak saya ketika mendekati kedai kopi ini. Terletak di jalan Sudirman, samping Bank BRI Tarakan, kedai kopi ini buka dari jam 5 petang hingga setutupnya. Tiada akses Wi-Fi disini, barangkali pemiliknya "menyuruh" kita untuk berinteraksi langsung dengan sekitar tanpa harus tertunduk kaku dan terus memandang layar yang berkilau. So, kuy lah ngopi.
ig : kopi.juang
"Kopi selalu mengajarkan bahwa hitam tak selalu kotor, dan pahit tak mesti harus bersedih"