Thursday, April 25, 2019

Mengeksplor Markas-Markas Ahli Sruput di Tarakan (part 3)

Masih di Tarakan dan masih berpetualang mencicipi beragam sajian kopi dari berbagai Kedai Kopi yang tersebar di seputaran kota. Tiada habisnya jika kita berbicara tentang biji yang sedang naik daun ini. Pun akan banyak cerita yang hadir dari hanya sekedar nongkrong, nyeruput dan membuat obrolan-obrolan ringan.

Dalam mengeksplor Kedai Kopi saya lebih memilih sendiri, meskipun tetap oke bila ada yang menemani. Kadang-kadang menikmati kesendirian itu perlu juga, halah ngomong opo iki. 

Nah ia, saat nyeruput kopi, bisa sambil mengobrol dengan barista (kalo lagi gak sibuk) atau owner Kedai Kopi nya. Dari obrolan-obrolan ini akan jadi cerita panjang nan lebar berdurasi jam-jaman. Jom lah, berikut berapa kedai kopi yang saya singgahi dalam rangka berpetualang ke markas-markas ahli sruput di Tarakan.

1. Bean Laden
Yap, ini adalah Bean Laden yang melegenda, menyebut nama Kedai Kopi ini mengingatkan kita akan nama seorang tokoh yang beberapa tahun lalu sangat tak asing. Kedai Kopi Bean Laden merupakan pioneer Kedai Kopi single origin yang ada di Tarakan. Dari sini banyak lahir kedai-kedai kopi yang kebanyakan sudah saya review pada tulisan-tulisan sebelumnya. Bean Laden sudah eksis sejak tahun 2014. Kedai ini dimiliki oleh bang Herman alias bang Kemper. Kedai ini terletak di jalan Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas. 
Bean Laden
Kedai Kopi Bean Laden mengusung konsep sederhana yang diperuntukkan untuk kelas menengah kebawah. Menu andalannya adalah Bean Laden Coffee, esspresso robusta Temanggung yang dipadukan dengan simpel sirup dan susu kental manis, menyeruputnya bakal bikin kita hadapi hari dengan optimis, hhe. Best seller selanjutnya adalah kopi susu. Menu ini menyesuaikan dengan lidah orang Tarakan yang sangat menyenangi ngopi campur susu. Selain itu juga ada menu makanannya sehingga saat nongkrong disini keadaan perut juga akan terjamin. Cobain tela-tela nya biar ngemil waktu sore mu lebih asyik.

2. Kopi AA 
Kedai Kopi ini terletak di jalan Yos Sudarso, di komplek ruko di samping Lantamal Tarakan. Kedai Kopi AA, nama yang mudah diingat. Tak sulit menemukan lokasi kedai kopi ini, meski letaknya "agak masuk ke dalam", namun ada plang nama yang dipajang di pinggir jalan sebagai penunjuk arah lokasi kedai kopi ini. Kedai Kopi AA memiliki tempat yang unik. Selain tak terkontaminasi dengan "riwehnya" suara jalanan, tempatnya juga asyik, pas banget untuk nongkrong atau bahkan untuk mengerjakan pekerjaan kantor. Ditambah lagi dekorasinya yang instagramable bangat. Nama AA ternyata adalah inisial dari nama anak sang owner, dan ternyata di Tarakan ini adalah cabangnya yang pertama, satu lagi ada di Makassar dengan nama yang sama dengan konsep kafe. 
Kedai Kopi AA
Menu kopi yang ditawarkan juga beragam, datang dari segala penjuru negeri. Ada single origin coffee hingga kopi susu yang jadi kegemaran penikmat kopi newbie. Snacknya juga gak kalah beragamnya, tinggal order sesuai selera. Saya kali ini mencoba mantau bertoping coklat. Cemilan khas KaltimTara ini sangat pas bagi saya berpadu dengan kopi Bajawa sebagai teman nongkrong. Gurihnya mantau dan manisnya toping coklat berpadu dengan pahitnya kopi merupakan rasa yang sempurna untuk melengkapi malam akhir pekan.


3. Kedai Pagun
Kedai kopi yang ini termasuk yang baru di Tarakan. Terletak di Karang Balik tepat di samping masjid Al-Awwabin. Pagun merupakan brand kopi lokal Kalimantan Utara. Pagun berarti Kampung dalam bahasa Tidung. Pernah dengar Tarakan disebut negeri Paguntaka? Paguntaka adalah bahasa Tidung yang artinya adalah kampung kita. Tidak seperti di kebanyakan kedai kopi yang lain, disini kopi disaji dengan cara saring, namun tak mengurangi citarasanya, terlebih kopi lokal ini punya khasnya tersendiri.
Kedai Kopi Pagun
Di Kedai ini kita bisa nyeruput kopi khas tanah Kal-Tara yang terkenal yaitu Kopi Malinau. Sesuai dengan namanya, ia berasal dari Kabupaten Malinau, sebuah Kabupaten perbatasan dengan Negara Bagian Serawak - Malaysia. Kopi Malinau ditanam di sekitaran dataran tinggi yang terdapat di Kabupaten Malinau, rasanya unik tergantung dengan pohon mana yang mendampingi tanaman kopi ini tumbuh. Jika di dekatnya ada pohon coklat, maka rasanya juga ada coklat-coklatnya gitu, pun juga bila ditanam dekat dengan pohon durian. hmmm. Penasaran? Nikmati citarasa gurihnya kopi yang berasal dari hutan Kalimantan ini. 🍵. Lain Kopi Malinau lain pula kopi pagun. Kopi Pagun ini juga unik, ia bercampur dengan rempah-rempah sehingga makin memperkaya rasa yang ada. Semua biji kopi bisa dijadikan kopi Pagun, namun karena berada di KalTara, Kopi Pagun menggunakan bubuk dari biji kopi Malinau yang dicampur dengan jahe, kapulaga, cengkeh, pala, kayu manis, dan berbagai rempah lainnya.
Disajikan tubruk oke, campur susu enak, kopi tarik juga yahuud. Jadi sambil menyeruput nikmatnya kopi lokal, tubuh kita juga kebagian khasiat dari rempah-rempah yang nebeng bareng Kopi Pagun. Ohya, di Kedai ini juga ada menu minuman dan makanan lain juga ya. Jadi bagi yan tidak suka ngopi namun suka nongkrongnya saja tidak masalah, banyak menu lain yang bisa di order. Jangan lupa cicipin pempek udangnya.


Baca juga tulisan sebelumnya : 
Tempat Ngopi di Tarakan : Part 1 dan Part 2

4. La Galigo Coffee
Yep, ini salah satu coffee shop teranyar yang ada di Tarakan, letaknya di Jalan Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas. Tepat di depan Taman Makam Pahlawan Tarakan. Mudah ditemui karena terletak di pinggir jalan. Khasnya kalau ketemu kontainer / peti kemas warna merah menyala dan kursi plus payung-payung besar, maka selamat anda tak tersesat. Hha. La Galigo sendiri merupakan nama dari sebuah hikayat Sulawesi Selatan. Ia merupakan karya sastra panjang yang dimiliki suku Bugis di Sulawesi Selatan. Pemilihan nama ini bagi sang ownernya barangkali menaruh harap nahwa coffee shop ini bakal ada sepanjang masa, seperti La Galigo.

La Galigo coffee
Ownernya adalah bang Fadli, alumni mahasiswa Jogja asli Tarakan. Passionnya di "dunia hitam" ini sudah ada sejak lama. Di Tarakan ini adalah kedai kopi keempat yang dia buka (loro neng Jogja, stunggal neng Jepara). Mengusung konsep yang santai ala kafe-kafe di luar negeri, nongkrong La Galigo adalah alternatif pilihan bagi pecinta kopi untuk menikmati nikmatnya nyeruput dan ngumpul bareng teman-teman, sambil ngitung kendaraan lewat, atau sambil muhasabah diri (karena depannya kuburan) 😟. Menu nya juga Beragam, tak hanya kopi arabica-robusta dan variannya yang jadi andalan, ada juga coklat, teh, susu, dan soda. Lapar? Makanan juga ada kok, jadi perut akan aman saat nongkrong disini. Bang Fadli bilang best seller nya adalah kopi susu Vietnam dan kopi susu Amerika, dan ayam goreng rempah. Tapi Jangan lupa juga cobain mochachino dan mantau sandwich nya ya.
 
5. Kopi Taka
Kopi Taka juga sudah lumayan dikenal oleh para penggiat dunia hitam di Tarakan. Letaknya tetanggaan dengan Kedai Kopi Analog yang sudah saya review di tulisan sebelumnya. Kedai yang sudah buka sedari pagi ini kerap ramai dikunjungi, baik para pecinta kopi, maupun pecinta nongkrong dan pecinta game (ada Wi-Fi gratisnya tjoy). Selain kopi dan variannya, beberapa menu minuman lain juga ada di sini.
Kopi Taka

Nah di Kopi Taka ada mesin roastingnya lho, biji-biji kopi mentah atau yang biasa disebut green bean diroast / digiling untuk menghasilkan biji kopi berkualitas yang disajikan kepada pelanggan. Roasternya adalah bang Topan dengan branding Hatori nya. Biji-biji yang digiling disini juga dijual ke beberapa kedai kopi yang ada di Tarakan bahkan sampai keluar seperti Tanjung Selor.

---------------------

Yap, demikian petualangan saya mengitari kedai-kedai kopi yang ada di Tarakan. Ada banyak cerita yang muncul dari kedai kopi ini. Bertemu teman-teman sehobi, se-Jogja, bahkan sealmamater kampus pernah saya rasakan ketika duduk menyeruput air hitam beraroma harum nan khas ini. 

Kopi itu, harumnya mengakrabkan, seruputnya merupakan kenikmatan. Berawal dari nenongkrong tanpa sengaja, berlanjut menjadi obrolan tanpa jeda. 

Kopi dan Tarakan, terimakasih.



Friday, April 12, 2019

Jelajahi Hutan Kota Sawahlunto Skip Tarakan

Satu lagi cara menikmati dan berwisata di Tarakan yang anti-mainstream. Bagi yang menyukai interaksi dengan alam namun memiliki waktu yang terbatas. Tempat ini bisa jadi alternatif pilihan. Hutan Kota Sawahlunto Skip.
di pintu masuk hutan kota
Namanya mirip dengan kota di Sumatera Barat sana. Entah bagamana, barangkali ada cerita tersendiri. Hutan Kota Sawahlunto Skip ini merupakan salah satu hutan kota yang ada di Tarakan. Letak nya memang di tengah-tengah kota. Lebih tepatnya di samping kantor Walikota Tarakan (kota banget, kan).

Menuju lokasi ini sangat mudah, saya melewati taman oval Ladang dan terus menuju kantor Walikota. Pintu gerbang masuknya berada tepat di puncak tanjakan jalan. Ada bangunan di depan pintu gerbang, sepertinya kantor pengelola, namun saat saya kesana sepertinya sedang kosong. Akhirnya saya melanjutkan langsung masuk ke hutan saja setelah memarkirkan kendaraan di dekat kantor tersebut. (lokasi google map).
Daftar flora di taman kota
Taman seluas hampir 7 hektar ini berkontur sedikit berbukit dan ditumbuhi oleh banyak tumbuhan. Miniaturnya hutan Kalimantan sepertinya. Ada sekitar 70 lebih jenis tumbuhan yang tumbuh di hutan kota ini. Rata-rata tumbuhan khas tropis kawasan Asia Tenggara seperti Agathis, Ulin, Meranti, dan Tengkawang. Ditumbuhi berbagai pepohonan membuat hutan kota ini sangat rindang dan teduh. Nyaman sekali berada di sini, hanya saja terganggu sedikit oleh banyak nyamuk yang nguing-nguing di telinga mencari makan di badan kita. Next jika kesini nanti harus bawa lotion anti nyamuk yap. Beberapa tumbuhan ditandai atau dilabeli dengan nama tumbuhan dan nama ilmiahnya.

Buruuung
Tak hanya tumbuhan, di sini juga ada tiga ekor beruang madu. Maskot kota Balikpapan dan juga hewan khas Kalimantan itu berada di dalam kerangkeng. Kondisinya agak memperihatinkan memang, sedikit kurus, namun lincah dan merespon ketika saya datang. Selain itu juga terdapat sangkar burung berukuran lumayan besar yang berisi beberapa burung di dalamnya. 

Beruang Madu, kurus :(

Saya coba mengitari hutan ini lewat jalan setapak yang telah disediakan. Berjalan pelan-pelan. Ditemani suara beragam binatang penghuni hutan dan puluhan gigitan nyamuk. Meskipun siang, dan terletak di tengah-tengah kota, hutan tetap saja hutan, ada saja aura "gregetnya". Dan setelah mengingat dan menimbang beberapa hal akhirnya saya balik belakang, tidak jadi melanjutkan perjalanan berkeliling taman kota ini.
Jalan di sekeliling taman
Selain beragam flora dan fauna, di taman ini juga tersedia halaman luas, seperti alun-alun mini tempat orang-orang berkumpul, dilengkapi dengan kursi dan gazebo. Tak begitu luas halamannya, namun bisa menampung puluhan pengunjung. 

Tak lama saya berada di hutan kota ini, selain banyaknya nyamuk karena saya lupa menggunakan lotion anti nyamuk, haripun sudah gelap, akan turun hujan sepertinya.



Sunday, April 7, 2019

Jelajah Situs-situs Bersejarah di Bumi Paguntaka

Ini merupakan tulisan kesekian kalinya bagi saya yang mengulas mengenai situs-situs bersejarah di Kota Tarakan. Pulau kecil di muara sungai Kayan ini merupakan bandar tua yang sudah eksis di masa Kesultanan dahulu. Era kolonial, Bumi Paguntaka (julukan Kota Tarakan) ini sudah diekploitasi sumber daya alamnya oleh Belanda, dengan melakukan pengeboran sumur-sumur minyak yang kini dikelola perusahaan plat merah. Era kependudukan Jepang, ia melanjutkan ekploitasi migas besar-besaran guna mencukupi bahan bakar kendaraan perang yang mereka gunakan di panggung perang dunia II.

Tak ayal, panjangnya sejarah yang dimiliki oleh Tarakan membuat pulau ini menyimpan banyak situs-situs sejarah yang sudah seharusnya kita lesatrikan. Mulai dari peninggalan Kesultanan Tidung, bunker-bunker dan perlengkapan perang masa penjajahan hingga kemerdekaan, sampai sumur-sumur migas tua yang lengkap dengan menara pemboran dan pompanya masih sangat bisa kita temui di Kota Tarakan.

Untuk itu, sebagai pecinta sejarah, dan mumpung masih berada di Tarakan, mengeksplorasi hal-hal tersebut merupakan hal yang harus saya lakukan. Kali ini saya bersama bang Hendra, salah satu tokoh pemuda berprestasi di Tarakan, dan mengikuti dan memenangi berbagai ajang perlombaan yang diselenggarakan di kota ini. Pertama bertemu dengan beliau ketika sedang nongkrong di Kedai Filosofi saat menghadiri rangkaian kegiatan HUT Tarakan bertajuk Gelar Budaya Dumud akhir tahun lalu. Setelah diskusi dan sharing, ternyata kami memiliki hobi yang sama, menyukai wisata sejarah. Lalu dengan baik hatinya ia sudi menemani saya mengeksplor tempat-tempat bersejarah di sekitaran kota ini.

Pillbox dan Bunker
Destinasi pertama kami adalah situs sejarah di sekitar Bandara Juwata, ada 3 titik situs disini. Yang pertama adalah pillbox, lokasinya berada diatas bukit di dekat kantor MAF (Mission Aviation Fellowship) Tarakan -lokasi-. Pillbox ini seperti bunker berbentuk bulat dengan banyak lubang-lubang pengintai, berdiameter 2 meter dan tebal dindingnya sekitar 15 cm dengan bahan bebatuan karang. Dahulu, pillbox berfungsi sebagai wadah pengintai pesawat musuh yang terbang dan mendarat disekitar bandara.  Di bukit ini ada 2 pillbox yang ditemukan, satu masih utuh dan satu lagi sudah terlihat rusak. 
Pillbox di sekitaran Bandara (bukit dekat MAF Tarakan)
Titik kedua adalah tepat di seberang ujung landasan pacu -lokasi-, beberapa bunker-bunker kecil yang berserakan di lahan perkebunan milik warga sekitar, ia hanya berbentuk tabung kecil berdiameter 1 meter yang saya prediksi hanya muat 2 hingga 3 orang saja. Ada 4 bunker kecil disini. Sayangnya bunker-bunker kecil ini seperti tak kurang terawat dan seakan dibiarkan begitu saja disini. Lokasi ketiga adalah di area bandara, tepatnya berada di kawasan kantor kargo di belakang masjid bandara Jusuf SK -lokasi-. Situs ini merupakan pillbox sama seperti lokasi awal tadi, hanya saja kondisinya sudah terbalik, belum diketahui apa penyebab rusak dan terbaliknya pillbox satu ini.
Lokasi bunker di seberang ujung landasan pacu

Pillbox di kantor Kargo Bandara Juwata
Bunker berikutnya berada di daerah Markoni, tepatnya di jalan Gunung Batur di belakang komplek perumahan TNI AL. Berada di tepian bukit, tepat di samping toilet umum saat ini -lokasi-. Hanya pintu bunker yang terlihat dari luar dan ditutup rapat. Menurut cerita dari orang-orang yang saya temui, bunker ini merupakan terowongan panjang yang tembus hingga daerah Sebengkok / Lingkas Ujung, yang dahulu digunakan untuk perlindungan dan pelarian dari ancaman musuh.
Pintu masuk bunker di daerah Markoni

Loopghraf / Loghraf
Situs sejarah berikutnya adalah loopghraf. Loopghraf merupakan sebuah bangunan seperti shelter perlindungan yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1930an dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari serangan udara Jepang bagi para keluarga dan pekerja tambang minyak BPM. Lokasinya berada di Kampung Satu. Terdapat 2 loopghraf di tempat ini dengan jarak yang tidak terlalu jauh diantara keduanya. Satu berada di pinggir jalan, yang satu lagi berada di belakang SDN 005 Dahulu Kampung Satu disebut dengan District 1 pada masa pemerintahan Belanda, disini merupakan kota tua berisi perumahan karyawan-karyawan pekerja minyak BPM (Bataavsche Petroleum Maatchapij). Beberapa perumahan khas Belanda masih bisa kita lihat di sekitaran sini, sebagian lagi sudah rusak dan direnovasi oleh warga.  
(Lokasi loopghraf 1 dan loopghraf 2)
Bangunan Tua dan Perumahan pekerja minyak BPM.

Dua buah loopgraf di Kampung 1
Lokasi loopghraf kedua boleh terbilang unik, terletak di kawasan Markoni Tarakan. Area Markoni merupakan pusat kota Tarakan zaman dulu, banyak fasilitas-fasilitas kota tua yang masih bisa kita lihat disekitaran sini, seperti 3 rumah ibadah tua, (masjid, gereja, dan klenteng), sekolah, rumah dan lain-lain. Saya sebut lokasi loghraf yang unik ini adalah ia berada di dalam rumah warga. Jadi jika tidak bertanya maka tak akan bisa kita temukan loghraf ini. 
Loopghraf yang berada di dalam rumah warga
Pak Ijong, begitu ia perkenalkan diri, seorang bapak tua pemilik rumah plus bunker di dalamnya. Ia bercerita, dahulu tanah di sekitaran bunker ini diberikan kepada ibunya, oleh ibunya didirikanlah sebuah rumah yang ia tempati saat ini. Sementara loopghraf ini dijadikan kamar oleh sang pemilik. Eits, bukan Indonesia namanya jika tak menaruh bumbu-bumbu mistis, sang bapak juga bercerita bahwa ada 3 anak kecil "penunggu" loopghraf ini. Sang bapak dan anggota keluarganya tak jarang diberi "ijin" untuk melihat dan merasakan kehadiran mereka. Percaya atau tidak, kita pun sebenarnya hidup berdampingan dengan mereka bukan, karena kita tak sendirian berada di dunia ini.

Monumen dan Tugu Peringatan
Situs sejarah berikutnya adalah Tugu / Monumen. Ada banyak monumen di Tarakan. Setidaknya ada 3 tempat yang bisa kami eksplor. Pertama adalah monumen atau Tugu Australia, yang kedua adalah tugu Parabuan Jepang, dan ketiga adalah Monumen Pahlawan.
Tugu Australia
Tugu Australia terletak di Markas Kodim 0907 Tarakan di  Jalan Pulau Kalimantan sekitar 400 meter dari Kantor Walikota Tarakan. Harus banyak bertanya untuk menemukan monumen ini. Dan karena ia terletak di dalam komplek kantor Kodim maka mintalah ijin dengan oom-oom TNI untuk masuk dan menuju ke monumen tersebut. Tugu Australia merupakan tugu peringatan yang bangun untuk memperingati gugurnya 225 tentara Australia dari brigade 26 divisi 9 yang gugur dalam peperangan pembebasan dari tugas-tugas kesatuan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, yang berasal dari negara bagian Victoria dan juga Australia Selatan. Di belakang tugu ini dulu merupakan makam para tentara yang gugur, namun atas permintaan pemerintah Australia, keseluruh makam dipindahkan ke negara asalnya. Pada monumen, tertulis sebuah perjanjian yang berbunyi “Tiang dan jeruji peringatan ini menandai pintu masuk ke pemakaman perang Tarakan yang asli tempat 225 serdadu Australia dari brigade ke-26 divisi ke-9, mengenai kerajaan ke 2, Australia gugur dalam pertempuran pembebasan Tarakan dari pendudukan Jepang pada tanggal 1 Mei 1945 s/d 15 Agustus 1945 plakat ini sebagai peringatan serta catatan resmi sejarah perjuangan mereka yang gagah berani supaya kita tidak melupakannya”.
Tugu Perabuan Jepang
Lokasi selanjutnya adalah Tugu Perabuan Jepang yang terletak di daerah Markoni. Sama seperti Tugu Australia, menemukan lokasi ini kita harus banyak bertanya dengan warga sekitar karena untuk mencapainya kita harus menyusuri jalan di dalam gang-gang perkampungan, tepatnya di Markoni gang 3. Menurut sumber-sumber yang saya baca, Tugu Perabuan Jepang dibuat sekitar tahun 1933, itu berarti masyarakat Jepang sudah ada di Tarakan sebelum Tentara Jepang mengekspansi wilayah ini saat perang pasifik. Kala itu orang Jepang datang kesini untuk berdagang. Dan saat perang dunia II berkecamuk, di tugu ini digunakan untuk membakar para jenazah tentara Jepang yang gugur dalam perang. Tugu yang bertuliskan huruf kanji tersebut berbentuk pipih dengan tinggi 2 meter. Dan setiap tahunnya banyak turis dari Jepang mengunjungi tempat ini untuk berziarah. Konon juru kunci monumen ini juga merupakan keturunan salah satu tentara Jepang yang gugur saat perang dahulu.
Tugu 10 Nopember Tarakan
Tugu yang ketiga adalah Tugu Pahlawan atau Tugu 10 November 1945. Lokasi tugu ini sangat mudah ditemui karena berada di pinggir jalan di tengah-tengah kota Tarakan. Tepatnya di Jalan Jendral Sudirman di samping kantor KUA Kecamatan Tarakan Tengah. Tugu ini dibangun oleh masyarakat Tarakan pada tahun 1952, tepat 7 tahun setelah peristiwa 10 November 1945 terjadi di Surabaya. Pembangunan tugu ini merupakan suatu bentuk nyata solidaritas dan semangat persatuan warga Tarakan, jiwa kemerdekaan, dan penghormatan tertinggi kepada para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan NKRI dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Tugu ini berbentuk segi enam, di kelima sisinya terdapat sila-sila Pancasila dan ditutup dengan tulisan "Kebangsaan Indonesia" disisi terakhir. 

Yap itu tadi perjalanan saya dalam mengeksplor situs-situs sejarah yang ada di Tarakan. Masih banyak situs dan lokasi bersejarah lain yang belum saya sambangi. Dan Insya Allah akan saya lakukan dilain kesempatan. Kenali sejarah negeri ini agar rasa cinta mu makin bertambah setiap hari.

Wednesday, April 3, 2019

Semalam di Dynasty Hotel Tarakan, Hotel Transit Untuk Backpacker dan Bussinessman

Jarang-jarang ni bisa ngreview hotel. Kali ini "korbannya" adalah salah satu hotel yang terletak di jalan Kusuma Bangsa, Gunung Lingkas, Tarakan. Letaknya bisa dibilang tidak umum bagi hotel-hotel yang ada di Tarakan, karena berada dipinggiran kota. Dan memang, hotel ini "tanpa teman" hotel-hotel lain tak seperti kebanyakan hotel di Tarakan yang tetangga-tetanggaan. Meskipun begitu, tidaklah sulit menemukan hotel ini, letaknya meskipun di pinggiran kota tapi strategis. Dekat dengan kantor Pelni (gampang kalau mau cek tiket), Masjid, dan Pom Bensin. Hehehe
Hotel Dynasty
Harganya juga bervariasi, mulai dari 190k untuk kelas standart hingga 400k untuk kelas suite. Saya mengambil kelas standar saja untuk kali ini. Lumayan, harga terjangkau dengan fasilitas waw. Kamar kelas standar tidak begitu besar namun tetap nyaman, berukuran 2.5 x 6 meter dilengkapi dengan kasur, AC, lemari, meja cermin, TV, air mineral dan kamar mandi. Toiletries yang tersedia adalah sikat gigi yang terletak di meja cermin, lalu sabun-sampo dan handuk yang ada di kamar mandi dengan shower dan warm waternya. Fasilitasnya bukan kaleng-kaleng memang. Pas dan sebanding dengan harga yang kita keluarkan.
Penampakan Kamar dan Kamar Mandi

Penampakan Kamar dan Kamar Mandi
Fasilitas lainnya yang ada di hotel ini adalah ruangan multifungsi yang biasa digunakan sebagai restoran dan hall untuk meeting, workshop, gathering dan lain-lain. Di dalamnya sudah dilengkapi dengan LCD projector dan sound system. Sudah komplit satu paket. 
Salah satu sisi ruangan multifungsi
Hotel ini berjarak sekitar 2 - 3 km dari Pelabuhan Kapal dan pelabuhan speedboat SDF / Tengkayu. Dan berjarak sekitar 7 km menuju Bandar Udara Juwata Tarakan. Jadi, menginap disini merupakan pilihan yang pas untuk kamu kamu yang sedang dalam perjalanan bisnis, atau kamu kamu yang seorang backpacker dan atau yang mungkin hanya transit sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Ada hal yang membuat saya suka menginap disini, yang pertama pemandangan salah satu sisi Kota Tarakan terlihat apik dari atas lantai 5 hotel ini, pemandangan sisi selatan pulau lengkap dengan aktivitas maritimnya membuat kita harus mengabadikan pemandangan yang indah ini. Terlebih saat matahari sedang akan terbit. 
Viewnya donk, emeziiing
Yang kedua adalah adanya fasilitas rental kendaraan dengan harga yang terjangkau, ini yang saya bilang sangat pas untuk yang hanya sekedar transit. Jika menginap di hotel ini dan ingin menikmati kota Tarakan bisa hubungi resepsionis dan rental sepeda motor yang sudah disediakan hotel. 
Daftar Harga Sewa Kendaraan
Yang ketiga adalah sarapan paginya yang enaak abis, ada beragam pilihan, mulai dari roti, snack jajanan pasar hingga makanan berat. Jadi cocok kan untuk kita yang backpackeran, harga kamar terjangkau, lalu disuguhi sarapan enak, bisa isi tenaga banyak-banyak sebelum check out dan melanjutkan perjalanan.
Makaaaaaan

Makaaaaaan

-----------------

Dynasty Hotel.
Alamat : Jalan Kusuma Bangsa, RT. 05 RW.03 No. 96 Tarakan 77126
HP : 0811 5403 012
Email : hoteldynastytarakan@yahoo.co.id

Kamar : 💗💗💗💗💛
 
Lokasi :💗💗💗💗💛  
Pelayanan : 💗💗💗💗💛
Sarapan : 💗💗💗💗💛