Secangkir kopi di lobi resort mengawali kamis pagi ini. Setelah perjalanan panjang lintas kecamatan kemarin, saya rasa kopi memang pas sebagai doping untuk nyemangati diri. Hari ini merupakan hari-hari akhir dalam rangkaian kegiatan pendampingan kami dengan tim Kemendikbudristek. Dan saya, kembali ke "habitat" awal dengan menemani tim bahasa sebelumnya.
Proses wawancara dengan masyarakat Desa Kelanga |
Setelah dari Desa Kelanga, kendaraan kami melaju ke Kecamatan Bunguran Tengah, tepatnya di Desa Tapau. Desa Tapau merupakan desa terakhir di Kecamatan Bunguran Tengah yang kami kunjungi. Desa yang merupakan daerah transmigrasi ini banyak dihuni oleh masyarakat dari etnis Jawa, terutama dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari hasil wawancara, bahasa Jawa sebagai bahasa ibu masih mereka pertahankan meski ada beberapa yang sudah lenyap karena jarang ditutur. Hujan menemani wawancara kami dengan penduduk Desa Tapau ini. Setelah data didapati, kami pamit undur diri.
Wawancara dengan warga Desa Tapau |
Saya fikir, ini luar biasa, ini menandakan mereka bukan orang-orang sembarangan. Tentunya pintar, lalu diiringi dengan akhlak yang baik pula. Bersyukur sekali saya selalu dipertemukan dengan makhluk-mahkluk Allah yang luar biasa ini.
Dari Lampa kami menuju Desa Mekar Jaya, menikmati mangrove dan berdiskusi ringan di sana dengan Cek Gu Ahdiani, pengelola Mangrove. Dan hal terpenting adalah makan ketam lada hitam lagi. Lauk wajib yang disediakan oleh Cek Gu Ahdiani ketika ada tamu yang berkunjung ke kediamannya. Alhamdulillah.
Mekar Jaya Mangrove Park |
Setelah berdiskusi banyak dan juga dijamu dengan makanan lezat, kami pamit pulang ke Ranai sebab haripun sudah mulai gelap. Dan para peneliti ini juga harus mempersiapkan diri untuk pekerjaan-pekerjaan administrasi dan kepulangannya pada hari sabtu kelak.
No comments:
Post a Comment