Friday, May 3, 2013

Natuna, Sumber Gas TERBESAR di Dunia (part II)

Kilang LNG di Pulau Natuna 
Aliran lepas pantai yang kaya hidrokarbon ini akan disalurkan melalui pipa ke kilang LNG yang akan dibangun di ujung utara Pulau Natuna, aliran gas yang ditampung di sini akan dimurnikan lebih lanjut untuk menyingkirkan sisa CO2 dan H2S sebelum metana dicairkan menjadi LNG. Pulau Natuna berukuran panjang kira-kira 65 kilometer dan lebar kira-kira 45 kilometer. Lokasi di bagian utara dipilih dari beberapa lokasi yang memungkinkan di beberapa tempat di pulau itu. Alasan utamanya karena lokasi ini terletak dekat pada tempat pipa mencapai daratan, di mana terdapat tanah lapang yang relatif rata dan cukup padat, terbuka untuk pelayaran, dan juga dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. 


Kilang LNG di Arun, sumber : www.goaceh.co 


Keahlian teknis dan operasional Pertamina yang telah demikian luas dalam proses pencairan gas alam akan dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam merancang kilang LNG Pulau Natuna. Di daratan pada mulanya gas akan diolah untuk pembuangan sisa CO2 dan H2S, proses FLEXSORB/PS milik Exxon akan digunakan pada tahap awal ini. Gas limbah ini dimampatkan untuk disalurkan melalui pipa ke daerah aquifer lepas pantai, lalu diinjeksikan ke dalamnya bersama dengan bagian terbesar gas limbah yang telah dipisahkan terlebih dahulu di lepas pantai. Sisa gas hidrokarbon akan didehidrasikan untuk mengurangi kadar airnya sampai tingkat yang sesuai untuk pencairan gas, proses pencairan akan mengubah gas menjadi cairan dingin (-162) untuk ditampung pada tekanan atmosfir. Sistim multi komponen maupun sistim pendinginan propan akan digunakan kedua-duanya dalam proses pencairan. Ukuran train LNG akan mirip dengan yang kini beroperasi di Bontang untuk mengoptimalkan produksi LNG dan agar dapat disesuaikan dengan kemungkinan tambahan produksi dari anjungan pemurnian gas lepas pantai. Train pencairan baru dapat ditambahkan untuk memenuhi komitmen penjualan gas. 


Kilang LNG ini akan dirancang untuk mencapai efesiensi termal tinggi dengan menggunakan unit peralatan yang dapat menangkap dan memanfaatkan kembali panas dan uap buangan. Tangki-tangki yang telah diisolasikan akan menampung cairan itu sebelum dimuat ke kapal tanker. LNG merupakan bahan bakar hidrokarbon yang paling bersih, suatu sumber energi yang menghasilkan gas emisi rumah kaca (green house gas) yang paling rendah dan juga limbah sisa dan partikel-partikel sampingan yang dapat diabaikan. LNG Natuna akan memberikan segala manfaat bahan bakar yang serasi dengan lingkungan hidup. Seluruh operasi Natuna disesuaikan dengan persyaratan pembeli untuk memperoleh bahan bakar bersih. Gas limbah yang dihasilkan akan dikumpulkan di daratan dan lepas pantai untuk kemudian dibuang dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi lingkungan hidup. Pada awal operasi normal proses pemurnian bertahap ini akan menyisakan hanya sebagian kecil gas limbah dalam aliran untuk pembakaran, demikian juga di dalam bahan bakar gas di lepas pantai maupun di daratan. 

Gas limbah yang dihasilkan akan disalurkan melalui pipa ke anjungan-anjungan injeksi aquifer, di tempat tersebut gas limbah ini akan diinjeksikan ke dalam tanah formasi karbonat yang mempunyai ruang tampung 40 kali lebih besar dari pada ukuran reservoar produksi Natuna. Hampir semua gas limbah yang dihasilkan akan dibuang untuk selamanya ke dalam aquifer-aquifer raksasa tersebut di bawah tanah. 


Proses Pembuangan Gas Limbah 
Pembuangan gas limbah di bawah tanah adalah suatu teknologi yang telah terbukti dan telah diterapkan di dalam industri gas di seluruh dunia. Sejak tahun 1946, hampir 100 proyek penimbunan telah dibangun dan digunakan di Amerika Serikat, Canada, Jerman, Perancis, Italia, Arab Saudi dan negara lain. Pengkajian geologi, geofisika dan rekayasa reservoar secara rinci telah dilakukan. Usaha ini telah merumuskan sifat-sifat aquifer, yang akan mengontrol daya injeksi sumur dan juga kekhasan dari tempat penimbunan gas limbah tersebut. Sumur-sumur tambahan akan dibangun selama tahap perekayasaan di sekitar anjungan-anjungan injeksi yang direncanakan untuk memastikan sifat-sifat aquifer di daerah tersebut. Penginjeksian gas ke dalam aquifer adalah sesuatu yang telah cukup dipahami dan biasa dilakukan. Di Natuna, gas limbah akan diinjeksi ke dalam aquifer dalam bentuk cair superkritis(memiliki kerapatan cairan dengan sifat menyebar dari gas) pada tekanan injeksi awal di kepala sumur sebesar 23.000 kPa (3.336 psi). Selama proses ini tekanan di dalam aquifer secara menyeluruh akan bertambah, tetapi gas tidak akan terlalu jauh dari tempat penginjeksian. Bagian terbesar dari gas itu akan berada dekat lubang-lubang sumur injeksi. Karena kerapatan gas kurang dari air, dalam jangka sekian tahun, gas akan naik ke dalam aquifer. Namun kebanyakan dari gas itu akan tetap "terperangkap" dalam rongga pori batuan dan tidak mampu bergerak lagi. Ini dikenal sebagai sisa gas yang jenuh. Dengan berlanjutnya injeksi gas maka lebih banyak gas akan terperangkap dalam pori-pori tersebut. Sebagian dari gas yang tidak terperangkap akan terus bergerak ke atas. 


Jadwal 
Untuk suksesnya pegembangan proyek Natuna yang demikian besar dan kompleks ini, diperlukan penjadwalan terencana yang diterapkan secara seksama. Pada saat ini diperkirakan, bahwa pemasokan LNG dari pelabuhan laut Natuna dapat mulai dilaksanakan 8 tahun setelah permulaan proyek. Pekerjaan yang telah direncanakan selama ini meliputi usaha memperoleh dan mengolah data seismik, pegeboran sumur-sumur kajian, dan simulasi komputer paling canggih untuk menganalisa keadaan reservoar produksi dan aquifer pembuangan CO2. Pengkajian rekayasa dan laboratorium secara rinci, seperti yang diperlukan untuk permurnian gas dan pemecahan CO2 telah diselesaikan dan hasilnya menegaskan bahwa konsep pembangunan yang diusulkan ini laik secara teknis dan merupakan yang paling ekonomis untuk dilaksanakan dibanding dengan pilihan-pilihan lain. 

Banyak kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan menentukan sekali untuk memajukan proyek ini. Termasuk persetujuan mengenai suatu surat kesepakatan tertulis untuk merealisasikan proyek dan kemudian mencapai perjanjian dengan pihak pembeli-pembeli LNG, pendanaan kilang LNG serta penyelesaian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perekayasaan proyek. 


------------ 






sumber : 
Elektro Indonesia 5/1996 
revisi terakhir : 22 November 2004 
energi - http://www.energi.lipi.go.id 

No comments:

Post a Comment