1769: Alexander von Humboldt, ilmuwan Jerman yang
melakukan eksplorasi yang luas di Amerika Selatan dan Tengah dan
memberikan kontribusi fundamental bagi banyak disiplin ilmu.
Humboldt, via en.wikipedia.org |
1849 - Ivan Pavlov, ilmuwan Rusia, penerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran
Ivan, via en.wikipedia.org |
1910 - Rasuna Said
HR Rasuna Said, via tokohnesia.blogspot.com |
Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia
yang telah menerima penghargaan sebagai pahlawan nasional Indonesia
dari pemerintah. Ia merupakan pejuang yang dengan gigih memperjuangkan
persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, sama seperti perjuangan
yang dilakukan oleh Ibu Kartini. HR Rasuna Said dikenal sebagai sosok
yang berkemauan keras dan memiliki pengetahuan yang luas.
Pada masa kecilnya, ia telah mengenyam pendidikan Islam di pesantren. Pada saat sekolah inilah, ia pernah menjadi satu-satunya santri perempuan. Sejak saat itu, Rasuna Said sangat memperhatikan kemajuan dan pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menilai bahwa perjuangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan, namun bisa dilakukan juga dengan perjuangan politik. Kemudian, ia memulai perjuangannya untuk membela kaum perempuan dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang.
Setelah itu, ia menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Karena kemampuan dan cara pikirnya yang sangat kritis, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1932. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum pemerintahan Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.
Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, HR Rasuna Said pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 sampai meninggal. Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, nama HR Rasuna Said diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Pada masa kecilnya, ia telah mengenyam pendidikan Islam di pesantren. Pada saat sekolah inilah, ia pernah menjadi satu-satunya santri perempuan. Sejak saat itu, Rasuna Said sangat memperhatikan kemajuan dan pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menilai bahwa perjuangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan, namun bisa dilakukan juga dengan perjuangan politik. Kemudian, ia memulai perjuangannya untuk membela kaum perempuan dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang.
Setelah itu, ia menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Karena kemampuan dan cara pikirnya yang sangat kritis, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1932. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum pemerintahan Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.
Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, HR Rasuna Said pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 sampai meninggal. Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, nama HR Rasuna Said diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
sumber : http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rasuna-said/
1914: Robert S. Dietz, ahli geologi Amerika yang menemukan (dan menciptakan nama untuk) fenomena penyebaran dasar laut.
Robert S, via library.ucsd.edu |
1920: Alberto Calderon, matematika terkemuka Argentina yang membuat kontribusi penting dalam bidang analisis matematis.
Calderon, via www-news.uchicago.edu |
1935 - Fujio Akatsuka, mangaka Jepang
Fujio, via en.wikipedia.org |
Lahir di Manchuria, dia lalu pindah ke Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Akatsuka kemudian bekerja di sebuah pabrik kimia, namun beralih ke membuat komik karena tidak suka dengan pekerjaannya di pabrik tersebut. Dia berawal dengan mengarang manga shojo sebelum kemudian mulai mengarang komik-komik humor. Akatsuka kini merupakan salah satu mangaka yang paling terkenal
berkat karyanya yang humoris dan tokoh-tokoh ciptaannya yang
anti-heroik.
1936: Ferid Murad, dokter dan farmakolog Amerika yang mendapat Nobel 1998 atas pekerjaannya menguraikan peran gas nitrat oksida sebagai sinyal yang menyebabkan pembuluh darah membesar.
Ferid, via www.depauw.edu |
1966 - Dede Yusuf, aktor Indonesia
Dede Yusuf, via www.pajak.go.id |
Nama aslinya adalah Dede Yusuf Macan Effendi adalah Ketua Komisi IX (Tenaga Kerja, Kependudukan, Kesehatan) DPR RI periode 2014-2019. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat sejak 13 Juni 2008 hingga 13 Juni 2013. Ia juga seorang aktor Indonesia yang terkenal akan film-film laganya. Dede pernah menjadi salah seorang anggota DPR dari PAN periode 2004-2009. Ia pindah partai dari PAN ke Partai Demokrat pada tahun 2013. Pada pesta Demokrasi Pemilukada Gubernur Jawa Barat 2013, ia memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur berpasangan dengan Sekretaris Daerah Jawa Barat Lex Laksamana di nomor urut 3.
http://www.kembangpete.com/2014/09/13/tokoh-besar-dunia-yang-lahir-pada-14-september/
https://id.wikipedia.org/wiki/14_September
No comments:
Post a Comment